Gitaris Judas Priest Bagikan Pengalaman Jalani Operasi Diseksi Aorta Jantung
loading...
A
A
A
BIRMINGHAM - Gitaris Judas Priest, Richie Faulkner kembali berbicara tentang operasi penyelamatan nyawa yang dia jalan lebih dari 1,5 tahun yang lalu.
Musisi 43 tahun itu menderita diseksi aorta jantung akut saat Judas Priest membawakan lagu terakhir di festival Louder Than Life di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada 26 September 2021.
Richie langsung dibawa ke rumah sakit Rudd Heart and Lung Center di UofL Health, yang tidak jauh dari venue festival tersebut.
Ketika menjalani operasi, Richie Faulkner ditangani tim bedah kardiotoraks rumah sakit, yang dipimpin dr. Siddharth Pahwa. Dibutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk menyelesaikan operasi, katup aorta dan penggantian aorta asendens dengan penggantian hemiarch.
Setelah menjalani operasi tersebut, Richie merasa kondisi kesehatannya sangat baik. Agustus tahun lalu, dia sempat naik meja operasi lagi untuk memperbaiki beberapa masalah.
"Tapi sejak saat itu, saya baik-baik saja, benar-benar baik," kata Richie kepada Ruben Mosqueda dari We Go To 11, seperti ditranskripsikan Blabber Mouth.
Richie sendiri sempat kembali ikut tur bandnya pada Maret 2022, sebelum kembali menjalani operasi pada Agustus 2022. Setelah libur 2 bulan, Richie pun terus mengikuti tur bandnya.
Menurut Richie, kesibukan membuat materi album Judas Priest, serta proses lainnya yang menyertai, itu akan membuatnya jadi lebih fokus.
"Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, jadi jika Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan dan hal-hal yang harus dilakukan, lakukanlah. Karena dalam kasusku, bisa jadi sepanjang hari itu. Jadi saya mendapat kesempatan lagi. Jadi semua hal ini berfungsi sebagai fokus dan motivator untuk menyelesaikannya dan melakukannya dengan kemampuan terbaik Anda dan terus maju," paparnya.
Richie pun menegaskan bahwa dirinya lebih memilih untuk tetap sibuk sambil memulihkan kesehatannya ketimbang mengambil cuti panjang dari tur atau rekaman di studio.
"Orang-orang memiliki reaksi berbeda terhadap peristiwa semacam itu. Beberapa orang absen selama beberapa tahun. Tapi saya tidak tahu -saya beruntung. Saya relatif sehat. Saya tidak merokok. Saya tidak terlalu banyak minum (alkohol), semacamnya. Saya relatif muda, jadi saya bisa bangkit kembali," pungkasnya.
Musisi 43 tahun itu menderita diseksi aorta jantung akut saat Judas Priest membawakan lagu terakhir di festival Louder Than Life di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada 26 September 2021.
Richie langsung dibawa ke rumah sakit Rudd Heart and Lung Center di UofL Health, yang tidak jauh dari venue festival tersebut.
Ketika menjalani operasi, Richie Faulkner ditangani tim bedah kardiotoraks rumah sakit, yang dipimpin dr. Siddharth Pahwa. Dibutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk menyelesaikan operasi, katup aorta dan penggantian aorta asendens dengan penggantian hemiarch.
Setelah menjalani operasi tersebut, Richie merasa kondisi kesehatannya sangat baik. Agustus tahun lalu, dia sempat naik meja operasi lagi untuk memperbaiki beberapa masalah.
"Tapi sejak saat itu, saya baik-baik saja, benar-benar baik," kata Richie kepada Ruben Mosqueda dari We Go To 11, seperti ditranskripsikan Blabber Mouth.
Richie sendiri sempat kembali ikut tur bandnya pada Maret 2022, sebelum kembali menjalani operasi pada Agustus 2022. Setelah libur 2 bulan, Richie pun terus mengikuti tur bandnya.
Menurut Richie, kesibukan membuat materi album Judas Priest, serta proses lainnya yang menyertai, itu akan membuatnya jadi lebih fokus.
"Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, jadi jika Anda memiliki sesuatu untuk dikatakan dan hal-hal yang harus dilakukan, lakukanlah. Karena dalam kasusku, bisa jadi sepanjang hari itu. Jadi saya mendapat kesempatan lagi. Jadi semua hal ini berfungsi sebagai fokus dan motivator untuk menyelesaikannya dan melakukannya dengan kemampuan terbaik Anda dan terus maju," paparnya.
Richie pun menegaskan bahwa dirinya lebih memilih untuk tetap sibuk sambil memulihkan kesehatannya ketimbang mengambil cuti panjang dari tur atau rekaman di studio.
"Orang-orang memiliki reaksi berbeda terhadap peristiwa semacam itu. Beberapa orang absen selama beberapa tahun. Tapi saya tidak tahu -saya beruntung. Saya relatif sehat. Saya tidak merokok. Saya tidak terlalu banyak minum (alkohol), semacamnya. Saya relatif muda, jadi saya bisa bangkit kembali," pungkasnya.
(nug)